Kelabu
Debar jantung berdetak pilu
Pijar rona pojok hati meredup
Desir darah terhambat
Menahan deras
Saat lintasan rindu mampir mendekap
Bentang tabir merambat
Berjarak laksana usainya layar pentas tergulung penat
Tiada sempat mengurai ucap
Tiada sesal cecap meratap
Semua beku terpaku diterpa sembilu
Dua insan kembali berhadap punggung dalam desah.
Tertawan hasrat lari mendekat
Namun langkah tak kuasa mundur menapak.
Nanar pandang lagi-lagi menoleh getir.
Berkelebat gumam galau,
"Andai waktu bersama kita."
Lirih bergema
Terpantul pantul pada dinding sukma
Dipeluk riuh gerimis awal gulita
Tertawan hasrat lari mendekat
Namun langkah tak kuasa mundur menapak.
Nanar pandang lagi-lagi menoleh getir.
Berkelebat gumam galau,
"Andai waktu bersama kita."
Lirih bergema
Terpantul pantul pada dinding sukma
Dipeluk riuh gerimis awal gulita
Asin airmata terasa abadi
Terperangkap di kedalaman bunga tidur maknawi
Sunyi.
Terperangkap di kedalaman bunga tidur maknawi
Sunyi.
No comments:
Post a Comment